Di Buku Ini, Marissa Haque Pernah Sampaikan Sepenggal Pemikiran Kritis Soal Kebijakan Pangan
JAKARTA - Kepergian artis senior Marissa Haque menghentak publik Tanah Air. Selain meninggalkan jejak panjang keartisannya, ternyata sepenggal pemikiran kritis soal kebijakan penanganan pangan yang dilakukan Pemerintah pernah disampaikan oleh istri musisi Ikang Fauzi ini.
Di buku berjudul "Jebakan Krisis dan Ketahanan Pangan: Sehimpun Saran & Solusi yang diterbitkan oleh Pandutani Indonesia (Patani) ini, Marissa Haque mengungkapkan, krisis pangan kini mengancam dunia, dan kelaparan sudah tampak di mana-mana.
"Indonesia sebagai negeri yang dianugerahi tanah subur pun harus bekerja ekstrakeras mengantisipasi keadaan terburuk akibat merajalelanya Covid-19. Pemerintah harus menurunkan kebijakan-kebijakan luar biasa dan tindakan-tindakan luar biasa pula," kata Marissa sebagaimana tertulis di cover belakang buku.
"Proyek lumbung pangan saja tidak cukup, jalan alternatif mesti segera ditemukan. Kita sebagai warga negara, saya setuju untuk mengingat slogan ini: sudah krisis, waktunya menanam,” sambung Marissa yang juga Pengurus Pusat Pandutani Indonesia (Patani).
Diketahui, buku Jebakan Krisis dan Ketahanan Pangan: Sehimpun Saran & Solusi yang dibuat saat masa Pandemi Covid-19 atau pada 2020 ini, ditulis 9 tokoh berkompeten. Mereka adalah Anton Apriantono (Menteri Pertanian pada pemerintahan SBY), Prof Rokhmin Danuri (Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong), dan Prof Dr H Bomer Pasaribu (Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada paruh pertama era pemerintahan Abdurrahman Wahid).
Lalu, Ketua Umum Partai Demokrat yang sekarang Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), doktor bidang keahlian ilmu perencanaan pembangunan wilayah dan perdesaan Institut Pertanian Bogor (IPB) Harry Santoso, Direktur Indofood Franciscus Welirang, Direktur Utama Perum Bulog 2009-2014 Sutarto Alimoeso, Guru Besar IPB yang juga Rektor Perbanas Institute Hermanto Siregar, serta Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) sekaligus Managing Director di East West Seed Glenn Pardede.
Riwayat Marissa Haque
Pemilik nama asli Marissa Grace Haque lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 15 Oktober 1962. Ia adalah kakak kandung dari Soraya Haque dan Shahnaz Haque. Melansir trisakti.ac.id, ayah Marissa bernama H. Allen Haque, adalah keturunan India-Belanda-Perancis. Sementara ibunya, Hj. R.Ay Mieke Soeharijah berasal dari Jawa-Madura.
Marissa lahir di Balikpapan, Kalimantan Timur lalu menjalani masa kecil berpidah tempat tinggal mengikuti ayahnya yang bekerja di PT Pertamina. Dari TK dan SD di Palembang, Sumatera Selatan, kemudian pindah ke Jakarta dan melanjutkan pendidikan dasarnya di SD Tebet Timur Pagi III.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 73, Tebet, Jakarta dan menengah atas di SMA Negeri 8, Bukit Duri, Jakarta Selatan. Lulus sekolah menengah atas, Marissa melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta untuk meraih gelar Sarjana Hukum.
Selesai menjadi sarjana, Marissa Haque terus menuntut ilmu di berbagai bidang studi magister. Dia meraih gelar Magister Manajemen dari jurusan Human Resource and Organizations (HRO), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Meski tidak sampai selesai, Marissa sempat mencicipi berkuliah di Ohio University, Athens, Amerika Serikat jurusan Film. Artis peran Tanah Air ini pun tercatat masuk ke jurusan Television dan Space Communications/Satellite dari universitas yang sama. Ia kemudian kembali melanjutkan pendidikan doktor atau S3 di jurusan Pengelolaan Sumberdaya Alam & Lingkungan Hidup (PSL) IPB University.
Ia memulai karirnya di dunia akting dengan membintangi berbagai film layar lebar, di antaranya dalam drama romantis seperti Tinggal Landas Buat Kekasih (1984) dan Biarkan Bulan Itu (1986). Aktingnya yang mengesankan di kedua film tersebut membuatnya mendapatkan nominasi Piala Citra di Festival Film Indonesia, dan memenangkan satu di antaranya untuk perannya di film Tinggal Landas Buat Kekasih sebagai Aktris Pendukung Terbaik.
Pertemuan Marissa dan Ikang Fawzi diawali saat berperan sebagai sesama aktor dan aktris pendukung dalam film "Tinggal Landas Buat Kekasih" yang disutradarai oleh Sophan Sophian.Keduanya akhirnya menikah pada 3 Juli 1986. Pasangan Marissa-Ikang dikaruniai dua orang anak perempuan Isabella Muliawati Fawzi dan Chikita Fawzi.
Kiprah di Dunia Politik
Marissa dilantik sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009 terpilih sebagai wakil rakyat dari fraksi PDI-P asal Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat II. Di tengah-tengah masa jabatannya, ia mengikuti kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten 2006 sebagai wakil gubernur mendampingi Zulkieflimansyah.
Melansir Antara, Senin (28/8/2006), pasangan Zulhaq ini diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Syarikat Islam (PSI) pada Agustus 2006. Akibat pencalonannya di Pilkada, ia pun dikeluarkan dari DPR RI. Marissa sempat mengungkap, dia diminta mundur oleh Sekretaris Jenderal PDI-P saat itu Pramono Anung.
PDI-P sendiri mengusung pasangan Ratu Atut Chosiyah dan Mohammad Masduki yang kemudian memenangkan Pilkada Banten 2006. Setelah karier politiknya di PDI-P, Marissa memutuskan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 2007. Pada 2012, Marissa Grace Haque kemudian bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).